Board Of Commissioner
Resiko persaingan bisnis. Beberapa pesaing Perusahaan tidak hanya tersebar di Indonesia Sumatera Selatan, tetapi juga di Riau, Jambi dan Kalimantan. Walaupun Perusahaan telah punya mitra setia puluhan tahun, Pertamina EP, tidak ada jaminan bahwa Perusahaan dapat mempertahankan mitra dan pangsa pasar yang ada. Kegagalan Perusahaan untuk menaikkan dan mempertahankan pangsa pasar akan berdampak pada jumlah kontrak kerja rig yang diterima itu pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan kinerja keuangan Perusahaan.
Resiko kebijakan pemerintah. Pemerintah melalui kebijakan dan peraturan yang mengatur industri minyak dan gas, terus berupaya meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan investasi di industri hulu dan hilir. Jika Pemerintah tidak mampu menghasilkan kebijakan dan peraturan yang mendukung pertumbuhan industri, ini akan terjadi dampak tidak langsung pada kelangsungan kegiatan bisnis Perusahaan.
Risiko Penundaan Pembayaran. Pekerjaan perusahaan terikat dengan perjanjian antara Perusahaan dan mitra di mana ada klausul tentang jumlah dan batas waktu untuk pembayaran. Meskipun Perusahaan selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuknya mitra, risiko keterlambatan dalam menerima pendapatan dapat terjadi karena keterlambatan pembayaran layanan oleh mitra.
Risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Pembelian alat-alat pendukung, peralatan serta pembelian suku cadang untuk penggunaan sehari-hari yang menggunakan mata uang asing, akan terganggu dengan fluktuasi mata uang asing bilamana kontrak yang diperoleh Perusahaan dari kontrak adalah dalam Rupiah. Ada risiko dari perubahan drastis nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah, ini bias menyebabkan peningkatan pengeluaran modal dan mengurangi margin laba Perusahaan.
Risiko pendanaan dan likuiditas modal kerja. Perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar baik untuk keperluan belanja modal seperti pembelian peralatan, kendaraan, dan aset produktif lainnya, dan juga untuk modal kerja yang diperlukan untuk bekerja tepat waktu sesuai dengan persyaratan dalam kontrak. Selama periode penyelesaian kerja, ada kemungkinan bahwa dana yang dibutuhkan untuk belanja modal dan modal kerja akan tidak tersedia tepat waktu. Keterlambatan atau gangguan dalam pekerjaan lapangan akan berdampak negatif pada Kinerja operasional, pendapatan, dan prospek bisnis Perusahaan.
Strategi Jangka Pendek
- 1.Bertahan pada era pandemic global Covid 19 dengan menjaga income perusahaan dan melakukan beberapa kontrak jangka pendek dengan nilai pekerjaan yang rasional. Mengikuti protocol Covid 19 baik itu manajemen maupun pada tingkat operasional perusahaan. Menjaga pembayaran pinjaman dengan kreditur eksiting dan melakukan efisiensi operasional melalui effective operation manual.
- 2.Meningkatkan efisiensi Perseroan dengan melakukan cost production yang murah namun tetap mempertahankan kualitas produksi baik pada harga perolehan atau harga pokok penjualan maupun biayabiaya lainnya.
- 3.Re-negosiasi dan review kontrak penyewaan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan mitra pengguna jasa.
- 4.Mengoptimalkan jasa WOWS baik dari existing market dan target market baru yang dibidik.
- Secara berkesinambungan terus mengoptimalkan tingkat utilitas peralatan yang di sewakan kepada pelanggan dengan tingkat tarif sewa yang tepat namun optimal dari sisi produktifitas alat dengan tetap mempertahankan efisiensi biaya.
- Memanfaatkan secara baik tangible dan intangible perseroan.
- Pengembangan produk yang dapat menjadi cikal bakal trend setter di Dunia Perminyakan dan Gas
- Memperbaiki sumber sumber pembiayaan dengan melakukan strategi pinjaman dengan suku bunga yang lebih murah dan melalui kerjasama usaha dengan strategic partner sehingga memperluas pangsa pasar perseroan.
Strategi Jangka Menengah
1.Melakukan investor relation untuk pembiayaan proyek ataupun investasi yang selama ini mengandalkan pada modal perseroan dan pinjaman perbankan atau lembaga keuangan bukan bank (LKBB)
2.Mempersiapkan IPO dengan bantuan jasa penasihat keuangan guna menjadikan PT, Sikars Petroleum Nusantara sebagai perusahaan terbuka (tbk) dengan target perolehan dana dari masyarakat Rp. 150 Miliar
Strategi Jangka Panjang
- 1.Melakukan akuisi aset dan peralatan dari PT Gatra Mas senilai 42 Miliar serta menyediakan peralatan cementing.
- 2.Investasi dan revitalisasi renewal peralatan untuk meningkatkan retain customer dengan mempertahankan perpanjangan sewa.
- 3.Perseroan akan memfokuskan diri dalam diversifikasi teknologi gas sebagai trend energi dimasa yang akan datang.
- 4.Investasi dengan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Pelindo 1 untuk penyediaan bunker service LNG.
- 5.Pengembangan Perminyakan dan Gas di Kepulauan Riau.
- 6.Diversifikasi usaha dalam dan luar negeri untuk mengurangi ketergantungan pada pasar indonesia setidaknya di negara negara Asean.
- Membuat merk peralatan sendiri setara dengan merk luar negeri untuk produk Valves, Pneumatic Hidrolik, PLC, Sensors, Pumping Unit dan peralatan primer lainnya.
- Apabila telah menjadi perusahaan terbuka maka akan melakukan right issue (penerbitan saham baru) guna mendapatkan dana bagi pengembangan gas dan produk turunannya.
Perusahaan optimis bahwa prospek bisnis pada 2021 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu di industri minyak dan gas. Pertumbuhan dari kondisi ekonomi global dan nasional dapat meningkatkan permintaan minyak. Permintaan minyak yang meningkat akan ditanggapi oleh Pertamina untuk mempertahankan tingkat produksi minyak lokalnya, yang sejak 2004 telah mengalami produksi defisit. WOWS adalah alternatif terbaik untuk mempertahankan produksi minyak karena saat ini ada tidak ada cadangan signifikan dari sisa minyak baru di Indonesia. Selain itu, WOWS memiliki minyak yang sangat rendah biaya produksi bila dibandingkan dengan eksplorasi sumur minyak baru. Pada 2019, ada kekurangan 500 pekerjaan rig WOWS. Ini adalah peluang untuk bisnis Perusahaan pengembangan untuk memenuhi permintaan rig dengan menyediakan layanan rig WOWS, lengkap dengan peralatan pendukung.